Peradaban Islam di Maroko
Maroko merupakan sebuah negara yang berada di Benua Afrika.
Orang-orang Arab kerap menyebut negeri ini dengan Al-Maghrib yang mempunyai
arti “barat” karena letaknya yang berada di pantai barat Benua Afrika. Sebagaimana
negara di wilayah Afrika Utara seperti Mesir, Libya, Aljazair, Tunisia, dan
juga Maroko merupakan negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam.
Islam tiba di wilayah Maroko oleh Uqba ibnu Naif seorang
utusan dari Dinasti Ummayah pada tahun 670 M. Uqba Ibnu Naif membawa beberapa
pasukan untuk menaklukkan wilayah ini. Terhitung, perlu waktu sekitar 53 tahun
pasukan Islam berhasil menguasai wilayah ini secara keseluruhan.
Masuknya Islam ke wilayah Maroko membuat perubahan besar
bagi negeri ini. Peradaban Islam berhasil membuat masyarakat Maroko lebih maju
dengan pendidikan yang tinggi. Pada masa Dinasti Murabithun (Almoravid) kota
Marrakesh sebagai pusat pemerintahan menyumbang banyak karya bagi peradaban
Islam. Begitu pun pada masa Dinasti Muwahiddun (Almohad).
Marrakesh sebagai pusat ilmu pengetahuan di Maroko pada
zaman dahulu berhasil memunculkan beberapa ilmuwan sejarah Islam seperti, Abu
Bakral-Sanhadji dan Abdul Wahid Al-Marakushi. Selain itu, di kota ini pula
lahir seorang ilmuwan Islam besar yang menguasai berbagai bidang bernama Ibnu
Rusyd. Bahkan, Ibnu Rusyd menjadi kota Marrakesh sebagai pusat penelitian
astronominya. Seorang filsuf besar pada zamanya yang bernama Ibnu Thufail juga
besar di kota ini.
Kota lain di Maroko yang menyumbang peradaban Islam ialah
Kota Fez. Di kota inilah lahir universitas pemberi gelar akademik pertama di
dunia. Universitas ini didirikan pada tahun 859 M dengan nama Universitas
Al-Qarawiyyin. Para pelajar yang menempuh pendidikan di Universitas
Al-Qarawiyyin tidak dipungut biaya sedikit. Berbagai ilmu diserap oleh para
pelajar di sini, diantaranya ilmu logika, matematika, astronomi, sejarah,
kimia, dan banyak lagi.
Luasnya pengaruh Dinasti Muwahiddun sampai ke Andalusia (sekarang
Spanyol bagian selatan) berdampak pula pada kemajuan pendidikan di wilayah
tersebut. Terhitung beberapa ilmuwan Islam yang berasal dari Andalusia adalah
Al-Ghafiqi (pakar herbal), Jabir ibnu Afla (ahli astronomi dan matematika),
Ibnu Jubair (pengembara), dan Ibnu Al-Baytar (ahli botani).
Letak Maroko yang berdekatan dengan Spanyol bagian selatan
membawa dampak bagi proses pengislaman daerah Spanyol bagian selatan tersebut
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Andalusia. Hal ini diutarakan oleh
sejarawan Amerika, T. Glick. Ia berpendapat bahwa penaklukan Andalusia dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad menjadi gerbang masuknya Islam ke Spanyol bahkan
Eropa.
Dua negeri ini menjalin hubungan dagang yang baik. Pedagang dari Maroko kerap mendagangkan bahan mentah berupa kayu, alumunium, besi , dan kain kepada penduduk Andalusia. Sementara pedagang dari Andalusia menjajakan dagangannya kepada orang-orang Maroko berupa bahan kain jadi dan bahan tembaga.
Dua negeri ini menjalin hubungan dagang yang baik. Pedagang dari Maroko kerap mendagangkan bahan mentah berupa kayu, alumunium, besi , dan kain kepada penduduk Andalusia. Sementara pedagang dari Andalusia menjajakan dagangannya kepada orang-orang Maroko berupa bahan kain jadi dan bahan tembaga.
Sumber: Republika
Comments
Post a Comment