Ksatria Bulan dan Bintang
Di selatan masih banyak pohon-pohon tumbuh tinggi. Matahari
pun tak segan menyapa pohon-pohon di selatan. Mereka bercengkrama mematuhi
perintah Yang Maha Kuasa. Kalimat memuji pencipta semesta terlontar dari mereka.
Sementara di sudut sana terjadi caci maki.
Beda warna, beda baju, beda politik, beda organisasi menjadi
penyuluh caci maki. Sementara itu pihak satu mencoba seperti ksatria bulan yang
mendamaikan tapi menjatuhkan satu pihak. Hingga keluarlah ksatria bintang yang
membela pihak dua.
Pohon yang muak melihat tingkah laku ksatria bulan dan
kstaria bintang meminta matahari untuk menerangi mereka. Namun, matahari yang
tua renta dengan sikap bijaknya tidak berarti apa-apa bagi mereka.
Pohon pun kembali bercengkrama dengan matahari. Pohon yang
berada jauh di bumi berterimakasih kepada matahari yang ingin menemaninya. Menjauh
sejenak dari langit matahari berkisah kepada pohon tentang indahnya anggrek
yang tumbuh di hutan. Serta setianya Enggang kepada kekasih sepanjang hayat.
Di daratan yang terkenal dengan intan Trisakti-nya mereka mencoba
untuk tidak terlibat dalam caci maki yang sedang terjadi. Sebab indahnya
lukisan meratus sudah cukup menjadi pengingat kebesaran-Nya. Juga ingat besarnya
dosa dari caci maki yang sudah terjadi.
Banjarbaru, 10
Desember 2019
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete