Syekh Abdul Qadir Al Jailani Menegur Orang Beribadah
Suatu hari Syekh Abdul Qadir Al Jailani didatangi oleh para
pemuka agama dan tokoh masyarakat. Mereka meminta kepada beliau untuk berhadir
di suatu majelis kota Baghdad. Namun, Syekh Abdul Qadir Al Jailani menolak
tawaran tersebut. Mereka pun kembali meminta kepada beliau untuk dapat berhadir
di majelis tersebut dengan dalih mendapatkan barokah dari Syekh Abdul Qadir Al
Jailani. Akhirnya, Syekh Abdul Qadir Al Jailani menerima tawaran mereka.
Beliau pun datang ke majelis tersebut yang dilaksanakan di
tempat terbuka pada malam hari. Hadir ratusan orang yang melakukan ibadah
masing-masing. Ada yang sedang sholat, membaca wirid, membaca Al Qur’an, dan
lainnya. Namun, Syekh Abdul Qadir Al Jailani hanya memilih untuk duduk di satu
sudut tempat dan hanya memperhatikkan orang-orang yang sedang beribadah
tersebut.
Pada pertengahan malam panitia majelis tersebut meminta
Syekh Abdul Qadir Al Jailani untuk menyampaikan tausiyah. Beliau mengelak namun
didesak beberapa kali oleh panitia dengan dalih untuk mendapatkan barokah.
Lalu Syekh Abdul Qadir Al Jailani mengiyakan tawaran dari
panitia majelis tersebut. Beliau pun memberikan tausiyah yang ringkas dan
pendek saja. Beliau berkata:
“Tuan-tuan dan para
hadirin sekalian. Tuhan tuan-tuan semua berada di bawah telapak kaki saya.”
Mendengar tausiyah yang sedemikian rupa hadirin majelis
menjadi gempar. Mereka merasa terhina karena syekh yang selama ini mereka
hormati dapat berbicara seperti itu. Ini merupakan penghinaan pikir mereka.
Para hadirin yang berada di situ sepakat untuk melaporkan
perkara tersebut kepada pemerintah. Pengadilan akan menunjuk seorang hakim
untuk mengambil keputusan jika terbukti bersalah maka hukuman pancunglah
sebagai balasannya.
Syekh Abdul Qadir Al Jailani datang ke pengadilan tersebut
yang dihadiri oleh banyak orang. Jalannya pengadilan dimulai lalu hakim
bertanya kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani. “Benarkah di tempat ini, hari dan tanggal sekian, Tuan Syekh berkata di
muka umum bahwa Tuhan mereka ada di bawah tapak kaki Tuan Syekh?”
Dengan tenang Syekh Abdul Qadir Al Jailani menjawab, “Benar saya berkata begitu.” Hakim
bertanya lagi, “Apakah sebab Tuan Syekh
berkata begitu?” Syekh Abdul Qadir Al Jailani lalu menjawab, “Kalau tuan hakim mau tahu silahkan lihat
telapak kaki saya.”
Pengawal hakim mendekat kepada beliau untuk memastikan apa
yang ada di bawah kaki Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Akhirnya, dilihatnya ada
uang satu dinar yang melekat di bawah telapak kaki Syekh Abdul Qadir Al
Jailani. Hakim pun mengerti maksud dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani dan tahu
bahwa beliau adalah seorang wali.
Hakim menyimpulkan bahwa Syekh Abdul Qadir Al Jailani
ingin menyampaikan pesan kepada semua
orang yang beribadah di majelis tersebut agar meluruskan niat untuk menyembah
Tuhan. Bukannya menyembah duniawi yang disimbolkan Syekh Abdul Qadir Al Jailani
dengan uang satu dinar di bawah telapak kakinya.
Sumber: Maha Guru Syekh Abdul Qadir Jailani oleh
Samsul Ma’arif
Comments
Post a Comment