Sumbangsih Universitas Qarawiyyin

 

UNESCO dan the book Guinness World Record menetapkan Universitas Qarawiyyin sebagai universitas pemberi gelar pertama sekaligus tertua di dunia. Universitas ini didirikan pada tahun 895 di kota Fes, Maroko oleh seorang muslimah yang bernama Fatimah Al-Fihri. Beliau mempergunakan hartanya untuk kemajuan pendidikan di kota tersebut. Namun, siapa sangka bahwa seiring berjalannya waktu lembaga pendidikan ini semakin besar dan menampung murid dari berbagai negara.

 

Sebelum menjadi universitas lembaga pendidikan ini awalnya hanya sebuah masjid yang diisi oleh pengajaran ilmu-ilmu dasar Islam seperti ilmu tafsir, ilmu Al-Qur’an, ilmu hadis, dan ilmu fiqih. Dalam perkembangannya ilmu-ilmu umum seperti matematika, astronomi, astrologi, fisika, puisi, dan sastra juga diajarkan di sini. Hal ini menjadikan suatu gebrakan bagi dunia pendidikan di Maroko.

 

Keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan di Universitas Qarawiyyin juga terlihat ketika universitas ini menerima murid dari non-muslim. Maka berdatanganlah orang-orang dari berbagai negara untuk menuntut ilmu di Universitas Qarawiyyin.  Beberapa tokoh besar dunia pernah mengabiskan waktunya untuk belajar di sini.

 

DIantaranya ialah Moses Maimonides seorang Yahudi Spanyol yang berhasil mencapai status polymath dalam ilmu pengetahuan. Lalu, ada Ibnu Khaldun yang merupakan ahli sejarah dan sosiologi dari Tunisia yang terkenal dengan karya Muqaddimah. Selain itu, ada Hasan bin Muhammad al-Wazzan al-Fasi yang juga dikenal dengan julukan Leo Africanus yang membuat sebuah buku Descrittione dell’Africa. Buku Descrittione dell’Africa ini menjadi sumber paling otoritatif mengenai subjek geografi Maghreb dan Lembah Nil bagi murid-muridnya di Eropa.

 

Ada tokoh besar lain yang juga pernah belajar di Universitas Qarawiyyin. Tokoh tersebut ialah Gerbert d’Aurillac. Ia merupakan tokoh yang mempunyai kemampuan skolastik sehingga dapat menyerap segala ilmu di Universitas Qarawiyyin. Beberapa karya tulis yang pernah dibuat oleh Gerbert d’Aurillac ialah mengenai aritmatika, geometri, astronomi, dan musik

 

Salah satu sumbangsih Gerbert d’Aurillac  untuk pengetahuan di Eropa ialah mengenalkan sistem desimal dan angka Arab di Eropa yang bahkan menggantikan sistem angka Romawi kuno yang telah digunakan lebih dari 1.000 tahun. Pada perkembangannya sistem desimal dan angka arab digunakan secara umum di seluruh dunia. Ia juga mengenalkan kembali sempoa dan armillary sphere untuk pendidikan di Eropa.

 

Pada tahun 999 M, Gerbert d’Aurillac  diangkat menjadi Paus Gereja Katolik Roma hingga tahun 1003 M. Ketika menjabat sebagai Paus ia juga menuliskan beberapa karya dengan pembahasan keagamaan. Hal ini secara tidak langsung membuat Universitas Qarawiyyin yang didirikan oleh seorang muslimah memberikan pengaruh terhadap ilmu pengetahuan di Eropa

 

Sumber:   ganaislamika.com

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel