Pulang


pulang [kata ibu]. manusia selalu rindu untuk melihat sesuatu yang belum pernah dilihatnya, belum didengar, dan belum dipahaminya. ia akan terus mencarinya siang & malam. begitulah kata Rumi dalam Fihi Ma Fihi. puncak tertinggi dari sebuah rasa yang diciptakan oleh Tuhan adalah kerinduan [sementara, 25 tahun]. rindu merupakan puitis yang tidak dapat dicampur dengan kebencian. saat seorang sedang rindu yang diingat ialah kenangan baik. tidak mungkin ia mengenang hal yang tidak baik, cenderung berakibat traumatik. inilah yang membedakan rindu dengan cinta. dalam cinta masih ada benci, caci maki, dan pemaksaan.

sampai 25 tahun, banyak hal terlintas dalam rindu. rindu kepada tempat yang sudah terjajaki atau yang belum terjajaki. rindu kepada wujud yang pernah bertemu atau tidak. rindu (mungkin) kepada yang tak berwujud. sering kali rindu datang tanpa permisi, namun indah bagaikan memutar film pendek dengan lanskap taman penuh bunga. seperti halnya akhir-akhir ini. rindu untuk pulang. walau dalam satu bulan sudah singgah sejenak memilah rindu di sana.

rumah kayu sederhana, pinggiran jalan utama kota yang saban malam terdengar mesin-mesin kendaraan lalu lalang memecah sunyi. banyak sudah nama-nama yang mendampingi rinduku pada rumah ini. rumah dengan persinggahan nyaman dan ramah, kala kami melakukan perjalanan jauh. [anggapanku] begitu spesialnya rumah ini, sehingga nama-nama yang terdorong hatinya untuk singgah adalah nama-nama yang sampai saat ini mengerti betul apa yang telah ku lalui selama ini.

sampai saat ini aku belum tahu alasan utama mengapa rumah kayu sederhana ini selalu dipenuhi dengan berbagai macam bunga dalam ingatan. [sementara][mungkin] awal mula kisahku dari sini. tanah kejadian untuk hidup 

Comments

Popular posts from this blog

Pengasingan Syekh Yusuf Al-Makasari oleh Belanda

Kilas Balik Sepakbola Indonesia