Ketika Amerika Serikat diguncang Perang Saudara
Perang Saudara Amerika Serikat atau yang juga dikenal dengan
sebutan Perang Antar Negara Bagian merupakan perang saudara yang berlangsung
antara tahun 1861-1865 di Amerika Serikat.
Di wilayah Selatan, banyak penduduk yang menjadi budak orang
lain. Sementara, di wilayah Utara telah membuat keputusan hukum yang menyatakan
bahwa tidak seorang pun bisa memiliki/memperbudak orang lain. Ini menimbulkan
sebuah idiom yang menyatakan bahwa di wilayah Utara merupakan “Negara Bagian
Bebas”. Sementara di wilayah Selatan disebut, “Negara Bagian Budak”.
Puncaknya ketika Abraham Lincoln memenangkan pemilihan umum
lalu menjadi presiden, maka banyak diantaranya negara bagian yang memisahkan
diri dari AS dan memilih membentuk negara baru. Negara baru tersebut beribukota
di Richmond, Virginia.
Sesaat sebelum Lincoln disumpah, pada tanggal 4 Februari
1861, tujuh negara bagian menyatakan bergabung dengan “Uni”. Pada 4 Maret 1861,
keadaan semakin memanas yang berakibat munculnya pemberontakan kecil. Dan pada
akhirnya wilayah Missouri dan Kentucky terbagi menjadi dua kubu, Pro-Selatan
(Konfederasi) dan Pro-Utara (Uni/Pemerintah).
Selama perang berlangsung, terhitung 23 negara bagian yang
menyatakan setia terhadap “Uni”. Antara lain: California, Delaware, Illinois,
Indiana, Iowa, Kansas, Kentuky, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan,
Minnesota, Missouri, New Hampshire, New Jersey, New York, Ohio, Oregon,
Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, dan Wisconsin.
Sementara Konfederasi
memuat tujuh negara bagian, yaitu: South Carolina, Mississippi, Florida,
Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Seiring berjalannya waktu, Virginia,
Arkansas, Tennessee, dan North Carolina juga bergabung dengan pihak
Konfederasi. Selama jalannya perang saudara ini, negara Konfederasi menamai
pasukan mereka dengan sebutan “Tentara Konfederasi”.
Dua ibukota Konfederasi (Richmond) dan Uni/AS (Wahsington
DC), hanya berjarak sejauh 90 mil. Konfederasi dipimpin oleh pemimpin militer
Robert E. Lee. Ia merupakan seorang jenderal yang genius. Pertempuran Bull Run
pertama dan kedua yang dimenangkan Konfederasi menjadi bukti kapasitas Robert
E. Lee.
Namun pada Pertempuran Gettysburg dengan jumlah tentara yang
lebih sedikit, Pasukan Konfederasi termasuk mengakui kekalahannya atas Uni.
Beralih ke front barat, di daerah Sungai Mississippi menjadi
saksi kekalahan Pasukan Konfederasi atas Pasukan Uni yang dipimpin oleh Ulysses
Grant. Ulysses Grant beserta pasukannya menduduki hampir seluruh kota di Sungai
Mississippi. Vickburg yang masih berada dalam genggaman Konfederasi akhirnya
takluk. Hal ini membuka jalan Pasukan Uni untuk menyerang jantung pertahanan
dari Konfederasi.
Dengan pencapaian demikian, Lincoln menyatakan bahwa Ulysses
merupakan jenderal terbaik yang dimilikinya. Kemudian Lincoln mengangkat
Ulysses menjadi jenderal untuk di bagian timur.
Ulysses kembali mencoba menyerang Robert (Konfederasi) dalam
Operasi Appomattox. Menyadari pasukannya kalah banyak, Robert E. Lee akhirnya
menyatakan menyerah pada tanggal 9 April 1865. Ini menjadi akhir juga bagi eksistensi Konfederasi.
Kemenangan bagi Uni menandai berakhirnya perbudakan di
Amerika Serikat.
Comments
Post a Comment