Cinta Pertama Nabi Muhammad kepada Seorang Wanita
Nabi Muhammad SAW juga layaknya manusia lainnya juga pernah
jatuh hati kepada seorang wanita. Tapi ini merupakan cinta pertama Rasulullah
ketika beliau masih muda. Cinta pertama Rasulullah bukanlah Siti Khadijah,
melainkan seorang gadis yang bernama Fakhitam yang berasal dari Suku Quraisy.
Saat itu paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib mempunyai tiga anak
putra dan beberapa putri. Beberapa anak dari Abu Thalib juga ada yang menjadi
teman sebaya Rasulullah, seperti Thalib, Aqil, dan Ja’far yang usianya lebih
muda. Rasulullah senang sekali bermain dengan mereka.
Namun, diantara semua anak Abu Thalib ada satu yang menarik
perhatian Rasulullah SAW. Ia bernama Fakhitah ibn Abu Thalib atau yang kerap
dipanggil Umm Hani’. Lambat laun perasaan cinta tumbuh diantara mereka berdua.
Lalu, Nabi Muhammad yang ketika masih muda menemui pamannya,
Abu Thalib untuk mengungkapkan perasaannya tersebut. Nabi Muhammad menyatakan
dengan betul bahwa perasaan cintanya ini bukanlah main-main. Beliau pun mencoba
meyakinkan pamannya untuk segera menikahkannya dengan Umm Hani’.
Sayangnya Nabi Muhammad ketika terlambat datang kepada pamannya.
Karena Umm Hani’ sudah dilamar terlebih dahulu oleh seorang pria lain. Pria
tersebut dalam pandangan Abu Thalib juga memiliki kemampuan yang tidak biasa dan
tentunya sangat menyayangi putrinya tersebut. Anda saja ketika itu Muhammad
muda datang lebih awal mungkin kisahnya akan lain.
Pria yang berhasil mendapatkan Umm Hani’ tersebut bernama
Hubayroh yang merupakan putra dari saudara ibu Abu Thalib yang berasal dari
Bani Makhzum. Hubayroh merupakan pria yang kaya juga berilmu. Ditambah ia bijak
dan juga merupakan seorang penyair yang berbakat.
“Pamanku,” tanya
nabi,”mengapa kau tidak menikahkannya
padaku?” katanya, lembut. Ketika nabi kembali mendekat, Abu Thalib hanya
tersenyum lalu menjawab, ”Mereka telah
menyerahkan putri mereka untuk kita nikahi”. Perkataan ini merujuk kepada
ibunda nabi sendiri, Aminah ibn Wahab yang masih satu suku dengan Hubayroh.
“Maka, seseorang pria
yang baik haruslah membalas kebaikan yang sama dengan apa yang telah mereka
berikan pada kita,” tambah Abu Thalib.
Selanjutnya, Umm Hani’ dinikahkan dengan Hubayroh. Dan
tentunya nabi menerima dengan lapang dada dan penuh kesadaran bahwa Umm Hani’
bukanlah ditakdirkan untuk beliau. Bahkan, Rasulullah mendoakan yang terbaik
untuk kedua pasangan tersebut. Kedepannya, Rasulullah akan menemukan cintanya
pada sosok wanita yang tangguh bernama Siti Khadijah.
Sumber: Islami.co
Comments
Post a Comment