Syekh Jumadil Qubro Berbicara Tentang Manusia Sakti
Jika ada tokoh yang berperan penting dalam penyebaran Islam
di Jawa sebelum era Walisongo, beliau itu adalah Syekh Jumadil Qubro. Beliau
termasuk keturunan Rasulullah SAW yang merupakan keturunan ke-10 dari al-Husain,
cucu Rasulullah Muhammad SAW.
Sejak kecil Syekh Jumadil Qubro sudah didik ilmu agama oleh
ayahnya. Ayah Syekh Jumadil Qubro, yaitu Syekh Jalal merupakan tokoh penting
yang berhasil mendamaikan penguasa Champa dengan rakyatnya. Karena jasanya yang
besar, Syekh Jalal diangkat menjadi Raja Champa.
Setelah dirasa cukup dewasa, Syekh Jumadil Qubro mengembara
ke negeri leluhurya di Hadramaut, Yaman. Di sini, Syekh Jumadil Qubro
mendapatkan ilmu dari berbagai ulama kesohor pada zamannya. Bahkan beliau
sempat mempelajari ilmu syari’ah dan tasawuf.
Syekh Jumadil Qubro melanjutkan pengembaraan pencarian ilmu
ke Mekkah dan Madinah. Setelah dirasa cukup, lalu beliau memutuskan untuk
berdakwah di Gujarat. Ketika di Gujarat inilah, Syekh Jumadil Qubro bertemu
dengan ulama lain yang menyebarkan Islam di Jawa. Syekh Jumadil Qubro bersama
para santrinya dan keturunannya memutuskan pergi ke Pulau Jawa dengan
menggunakan tiga kendaraan laut.
Syekh Jumadi Qubro memiliki anak Maulana Malik Ibrahim dan
Maulana Ishaq yang kelak dari keturunannya banyak melahirkan anggota Walisongo.
Ketiga puteranya Ibrahim Akbar, Ali Nuralam Akbar, dan Zainal Alam Barakat
meneruskan perjuangan dakwah ke Asia Tenggara. Ibrahim Akbar yang merupakan
ayah dari Sunan Ampel berdakwah ke wilayah Champa dan Gresik. Sementara Ali
Nuralam berdakwah ke daerah Pasai.
Ketinggian ilmu yang dimiliki Syekh Jumadil Qubro
berpengaruh dengan sikapnya ketika bertindak. Juga cara beliau mendalami arti
kehidupan ini. Hal ini terlihat ketika seorang muridnya menanyakan arti sejati
dari ‘Manusia Sakti’.
"Tuanku, Engkau
bisa berjalan di atas air.” Tanya
muridnya memulai pembicaraan
"Itu bukan
apa-apa. Sepotong kayu juga bias." Syeikh
Jumadil Qubro menjawab dengan tenang pertanyaan muridnya.
"Tetapi engkau
juga bisa terbang ke angkasa." tambah muridnya yang kagum kepada
beliau.
Lalu, Syeikh Jumadil Qubro menjawab, "Demikian juga burung-burung itu bias."
Muridnya kembali menyanggah jawaban sang guru, "Engkau juga bisa bepergian ke Ka'bah
dalam sedetik."
"Setiap Jin yang
kuat pun akan mampu pergi dari india ke Demavand dalam sedetik." Dengan
tegas Syekh Jumadil Qubro menjawab.
"Engkau juga
kebal senjata dan kebal api." ujar muridnya
Dengan jawaban yang meyakinkan sang guru menjawab, "Batu karang di pantai pun bisa kebal
seperti itu."
"Kalau begitu, Apa
kehebatan seorang manusia sakti yang sebenarnya?" tanya penasaran para muridnya yang semakin
kagum dengan jawaban Syekh Jumadil Qubro.
Dengan senyum yang menyejukkan Syekh Jumadil Qubro menjawab,
"Manusia sakti ialah mereka yang
bisa menjaga hatinya agar tidak berpaling kepada sesuatupun selain Allah,
Hatinya selalu Dzikrulloh dalam keadaan apapun, Sehingga bisa bersabar ketika
di uji dan bisa bersyukur ketika diberi rizeki.”
“Dengan dzikirnya,
maka rasanya rata datar seperti air sehingga tidak senang ketika dipuji dan
tidak sakit hati ketika dihina, Dengan dzikrulloh maka ia bisa terbang hijrah
dari kegelapan perbuatan dosa kejalan ketaqwaan penuh cahaya, Dan kebal dari
segala godaan syetan. Maka Istiqomah
lebih hebat dari 1000 Karomah.” tutup Syekh Jumadil Qubro.
Sumber: Wikipedia I jamaluddinab.blogspot.co.id I Google+
Comments
Post a Comment